Beranda | Artikel
Dokter Dan Tenaga Medis Sebaiknya Punya Kemampuan Untuk Ber Tauriyah
Selasa, 6 Januari 2015

Tauriyah = berkata yang sebenarnya (tidak berbohong) tetapi dipahami berbeda oleh pendengar

contohnya: ketika nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan abu bakar dikejar karena akan hijrah ke madinah,
mereka berdua “ketahuan” oleh seseorang, dan saat itu kaum kafir Quraisy sedang mengejar,
untungya orang tersebut tidak mengenal Nabi, sehingga ketika ditanya siapa orang ini, maka abu bakar berkata:
هو هاد
“Dia adalah penunjuk jalan”

kebetulan sekali pas Nabi sedang dibawah menggiring onta dan Abu bakar di atas (mereka bergantian, kalau capek)

orang tersebut memahami sebagai penunjuk jalan , dan abu bakar tidak bohong karena Nabi adalah penunjuk ke jalan yang benar (Islam)

note: tauriyah tidak boleh untuk niat yang tidak baik

mungkin tauriyah perlu, dan berusaha tidak berbohong (walaupun ada bohong yang diperbolehkan dalam syariat) ketika dokter akan delivering bad news, pada kasus tertentu jika dikasi tahu yang sebenarnya mungkin pasien akan tambah gawat,

misalnya pasien yang dikasi tahu tensinya ternyata tinggi, ada lho yang langsung stress mikirin tensi dan kebayang sakit-skait berat misalnya stroke. tensi bisa tambah tinggi gara-gara stress

contoh tauriyah ketika akan suntik, dokter bilang:
“gak sakit kok disuntik”

nah, ini bohong, sebaiknya jangan dan pakai tauriyah

misalnya: “sakitnya dikit kok, kayak digigit semut”

pas pasien protes: “ternyata sakit banget dokt, masik kerasa seharian”

dokter: kan, saya bilang digigit semut, semut ada yang beracun lho”

note: mohon masukan buat tauriyah yang lain, atau perbaikan tauriyah yang sudah ada

salam sejawat dr. Raehanul Bahraen

@Lab  Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta

Penyusun:   Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/dokter-dan-tenaga-medis-sebaiknya-punya-kemampuan-untuk-ber-tauriyah.html